Warung Indonesia

Warung Indonesia

Belanja di App banyak untungnya:

Warung Indonesia in Fredericton. Delicious meal deals, side dishes, and snacks for you to enjoy any time of day! Order from our menu, and see what amazing offers we have for you.

See our many different meal deals, each more unique than the last! Try the Peanut Sauce Lover Meal Deal - one grilled chicken satay rice cake with peanut sauce, one complete siomay, two tapioca crackers, and two boxes of Indonesian sweet jasmine tea! Also check out the Fried Noodle Bowl, the Gado Gado Lontong (Rice Cake and Steamed Veggie in Peanut Sauce), or the favourite Gulai Kale (Kale in Rich Coconut Milk), Rendang Beef and Egg Lontong (Rice Cake)!

Pair your order with a side of Perkedel (Fried Potato Cakes), Siomay (Dumpling) Chicken, or our Bakpao (Steam Buns) Pork!

No matter what you're craving, let Warung Indonesia be your next spot to dine and enjoy fresh, delicious meals! Order now for pickup or delivery through SkipTheDishes, and let us take care of the rest!

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

×Close Kode referensi sudah berhasil didaftarkan.

Warung internet (disingkat: warnet) adalah salah satu jenis wirausaha yang menyewakan jasa internet kepada khalayak umum. Biaya akses internet umumnya dipatok per jam atau per menit, tetapi ada juga yang dipatok per paket.

Warung Internet adalah sebuah kata yang berkembang di antara para aktivis Internet Indonesia pada tahun 1997-1998 untuk sebuah kios yang memiliki banyak komputer untuk di sewakan bagi pengakses Internet. Pada masa itu, secara tidak sadar terjadi perbedaan tren penggunaan lakuran Warung Internet, antara Warin dan Warnet. Seharusnya jika kita konsisten dengan proses menyingkat kata, seperti Warteg (Warung Tegal) dan Wartel (Warung Telekomunikasi), maka yang seharusnya di pilih adalah Warin.[1] Istilah warnet di luar negeri lebih dikenal sebagai Sparring Game Center atau Internet Cafe[2]

Umumnya warnet paling banyak terdapat/tersebar terutama di kota-kota besar (ibu kota propinsi, kabupaten, dan di kota-kota kecil sebagai penyedia jasa untuk melayani kebutuhan masyarakat di daerah tersebut dalam mengakses informasi. Kebanyakan warnet tersebar di dekat tempat pendidikan seperti Universitas atau SMA. Warnet juga banyak terdapat di tempat-tempat umum seperti mal, alun-alun, dan sejenisnya. Namun beberapa dari tempat ini atau kafe-kafe tertentu yang memberikan jasa internet berupa koneksi Wi-Fi yang biasanya gratis karena telah satu paket dengan biaya yang kita keluarkan saat minum atau makan. Biasanya pengunjung akan mendapat akun untuk memakai internet. Penyebaran warnet di Indonesia pernah dipresentasikan dalam lokakarya di Mexico City, 16-19 November 2004 sebagai persiapan data ICT readiness di negara berkembang.[1][3][4]

Di Negara Dunia Ketiga, warnet adalah tempat kebanyakan orang mengakses internet. Di negara-negara atau daerah-daerah maju yang akses internetnya sudah ada pada hampir setiap rumah, warnet jarang didapatkan dan mahal tarifnya. Di daerah perkotaan (urban) sebuah warnet memiliki nama-nama umum panggilan lain seperti; Net Cafe, Cyber Cafe, atau Pusat Permainan Dalam Jaringan di mana sambungan internetnya dikhususkan untuk melakukan permainan komputer dalam jaringan. Sementara di daerah atau pinggir kota umumnya dikenal sebagai telecenter.

Di beberapa negara yang banyak mengandalkan sensor seperti RRC dan Singapura warnet-warnet dikontrol. Tetapi di negara-negara lain malahan diberi bilik-bilik pribadi supaya bisa mengakses pornografi tanpa dibatasi. Di Los Angeles, Amerika Serikat, warnet juga diawasi karena menarik geng-geng jalanan.

1 Juli 1995, di bentuk PT BoNet Utama yang merupakan adalah ISP swasta kedua setelah Indonet Jakarta. Kantor pertama BoNet terletak di Cafe Botanicus tengah Kebun Raya Bogor, yang secara naluriah langsung membuat warnet yang dikhususkan untuk turis-turis yang sedang berkunjung ke Kebun Raya Bogor. Oleh karena itu, cukup sepadan jika kita mengatakan bahwa Warnet di Bogor dan juga di Indonesia adalah BoNet yang waktu itu terletak di tengah Kebun Raya Bogor.

Aktivitas pembuatan Warnet cukup marak di 1996-1998, beberapa pemain yang dominan antara lain adalah Wasantara dari PT. POS Indonesia, BoNet dan Pointer adalah segelintir Warnet awal Indonesia.

Warnet sendiri tidak terlepas dari berbagai masalah seperti:

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Warung Madura merujuk pada toko kelontong yang menjual berbagai barang untuk sehari-hari. Mulai dari kebutuhan dapur, aneka jajanan, pulsa dan token listrik, hingga bensin eceran. Selaras dengan namanya, pemilik atau penjaga warung ini berasal dari Madura. Sehingga, itulah yang jadi alasan penamaan toko kelontong tersebut sebagai warung Madura.

Ini bermula seorang perantau asal Sumenep yang sukses menjalankan toko kelontongnya di suatu kota besar. Kabar kesuksesan itu segera menyebar di kampung halaman . Hal tersebut membuat orang-orang terdekatnya tertarik untuk menjalankan jenis usaha yang sama. Terlebih, jiwa perantau yang melekat pada masyarakat Madura turut mendorong tekad mereka untuk membuka toko kelontong yang kini dikenal sebagai warung Madura.

Warung Madura semakin berkembang pesat dari hari ke hari. Sebab, ada daya tarik tersendiri yang dimiliki warung Madura. Barang-barang yang dijual di dalamnya tergolong murah. Faktor ini menjadi pertimbangan sebagian masyarakat lebih memilih untuk belanja di warung Madura.[1]

Type of small family-owned business in Indonesia

A warung (old spelling: waroeng or warong) is a type of small family-owned business — small retail, eatery, or café — in Indonesia.[1] A warung is an essential part of daily life in Indonesia. Over time, the term warung has shifted somewhat — especially among foreign visitors, expatriates, and people abroad — to refer more specifically to a modest Indonesian eatery or a place that sells Indonesian retail items (mostly groceries or foodstuff).[2] But for the majority of Indonesians, it still refers to a small, neighborhood convenience shop, often a front room or booth in a family's home.

There are tourist-serving establishments on the island of Bali and elsewhere that attach the term warung to their business to indicate their Indonesian nature.[3] Traditionally, warung is indeed a family-owned business, run by the family members, mostly by women.[4]

Traditional warungs are made from wood, bamboo, or woven thatch. More permanent warungs are stalls made from bricks and concrete, which are often family-owned businesses attached to their homes. Some smaller portable warungs are made from tin, zinc, or molded fiberglass in some modern versions. Warung tenda is a portable tent-based warung, covered with canvas, fabric, tarp, or plastic sheet tent for roofing.

The term warung simply denotes a wide category of small businesses, either a small retail shop or an eatery. It is widely used in Java and most of Indonesia. In certain parts of Sumatra and the Malay Peninsula, the word kedai is sometimes used as well. In Javanese culture areas, such as in Yogyakarta, Semarang, and Surakarta, its counterpart term wedhangan or angkringan is more commonly found.[4] On the other hand, the term toko is used for a larger and more established shop.

The term can be used to loosely refer to many other types of shops, including the wartel (short for warung telepon, essentially a manned phone booth) and warnet (short for warung internet Internet café).

There are many kinds of warung, some take the form of a small shop that sells cold bottled drinks, candy, cigarettes, snacks, krupuk, and other daily necessities, while the larger ones are small restaurant establishments. A warung that sells food typically sells easily-prepared local foods; pisang goreng and many kinds of gorengan, nasi goreng (fried rice), and mie goreng (fried noodles).

On the resort island of Bali and Lombok, warung might refer to a touristy cabana cafe that sells locals' favourites as well as Asian or Western food. Other than Indonesian dishes, on their menu, there might be a selection of soups, steaks, fries, sandwiches, or grilled fish.

Some types of warung are:

Most of the time, warung are named after the main dishes they sell. For example, warung bubur kacang ijo or warung burjo sells bubur kacang hijau, warung roti bakar sells grilled bread, warung pecel lele sells pecel lele or fried catfish with sambal, while warung indomie sells cooked instant noodles, although the brand might not always be Indomie.

Warung rokok, cigarette-selling warung.

Warung kopi, small coffee shop selling coffee, tea, and snacks.

Warung Tegal, selling Javanese food from Tegal.

on boat on the bank of the

Wikimedia Commons has media related to

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

JavaScript harus aktif untuk menggunakan foursquare.com

Kami menggunakan teknologi terbaru dan terbaik yang ada untuk memberikan pengalaman web terbaik yang mungkin. Aktifkan JavaScript di pengaturan browser untuk melanjutkan.

Unduh Foursquare untuk ponselmu dan mulailah menjelajahi dunia di sekitarmu!