Lirik Puisi Aku Karya Chairil Anwar

Lirik Puisi Aku Karya Chairil Anwar

Penjelasan Cerita Film Pintu Terlarang dan Endingnya

Penjelasan Cerita Film Pintu Terlarang dan Endingnya

Melansir Antara, Pintu Terlarang berkisah tentang seorang pria bernama Gambir (Fachry Albar) yang merupakan seorang pematung sukses. Namun, hidupnya mulai berantakan setelah ia menerima dengan pesan-pesan misterius dari seseorang yang meminta pertolongannya.

Pesan misterius itu berasal dari seorang anak yang disekap dan disiksa oleh kedua orang tuanya. Gambir akhirnya mencari tahu tentang keberadaan anak tersebut dan mencurigai sang istri, Talyda (Marsha Timothy) berkaitan dengan hal ini.

Namun, ia harus menghadapi pilihan yang sulit, yaitu menyelamatkan anak kecil ituatau kehilangan semua yang ia miliki dalam hidup.

Joko Anwar, selaku penulis sekaligus sutradara memang dikenal senang memberikan plot twist dan maksud tersirat dalam film-filmnya, termasuk dalam film Pintu Terlarang.

Tidak sedikit orang yang masih mencari tahu maksud cerita dari film tersebut, khususnya pada bagian ending.

(Penjelasan ini mengandung sejumlah adegan penting di dalam film. Bagi Anda yang belum menonton film Pintu Terlarang dan tidak ingin menerima spoiler disarankan melewati bagian di bawah ini.)

Sejak awal film dijelaskan bahwa Gambir merupakan sosok seniman yang tidak biasa dalam karya-karyanya. Patung-patung yang ia buat selalu berbentuk wanita hamil yang bagian perutnya memang diisi janin asli.

Awalnya, ide memasukkan janin asli ke dalam patung berasal dari Talyda yang terpaksa mengaborsi janinnya karena hamil di luar nikah. Demi menghibur Talyda yang tidak ingin jauh dari calon buah hatinya itu, Gambir kemudian memasukkan janin yang telah diaborsi ke dalam patung.

Lambat laun, banyak orang yang berminat dengan patung hamil buatan Gambir. Gambir pun menjadi pelanggan tetap sebuah klinik aborsi untuk memproduksi patung wanita hamilnya.

Kendati demikian, Gambir bukannya senang dengan karya seninya itu. Ia bahkan jijik dan ingin segera berhenti memproduksi patung-patung dari janin manusia. Sayangnya, tekanan yang diberikan oleh Talyda dan Koh Jimmy (Tio Pakusodewo) memaksa Gambir tetap meneruskan hal itu.

Belum selesai dengan masalah patung, Gambir dihadapkan dengan kemunculan pesan-pesan misterius, seorang anak laki-laki yang meminta tolong. Hal yang Gambir tahu pasti adalah kondisi anak itu disiksa secara psikis dan mental oleh orang tuanya.

Setelah menyelidiki lebih dalam, Gambir datang ke suatu tempat misterius yang disebut Herosase. Di salah satu kamar Hoerosase ia menemukan petunjuk terkait siapa dan dimana anak itu berada lewat tayangan dari kamera ilegal.

Namun, yang Gambir lihat adalah sang anak justru membunuh kedua orang tuanya dan menggorok lehernya sendiri. Gambir percaya bahwa anak itu masih hidup dan ia harus menolongnya.

Belum sempat mencari anak tersebut, Gambir menemukan fakta mengejutkan lain bahwa sang istri Talyda berselingkuh dengan teman-teman gambir. Tidak hanya itu, ibu Talyda juga mengetahui hal itu karena menginginkan cucu.

Sesuai dengan petunjuk tersebut, Gambir merencanakan momen balas dendam yang sadis di malam Natal. Ia membunuh semua orang yang dikhianatinya dengan brutal.

Setelah itu, gambir mendobrak masuk ke pintu terlarang di rumahnya dan menemui sebuah lorong gelap. Sekejab kemudian, ia berada di sebuah ruangan yang ternyata adalah rumah si anak kecil yang ingin dia selamatkan. Di dalam ruangan itu, Gambir menemukan jasad kedua orang tua anak itu yang sudah membeku.

Hal yang mengejutkan adalah, ia melihat jasad sang ibu memiliki wajah yang sama dengan ibu Gambir. Seketika, Gambir kembali ke sebuah bangsal rumah sakit jiwa tempat dirinya dirawat.

Selama ini, anak kecil yang ingin Gambir selamatkan adalah dirinya sendiri. Gambir adalah anak kecil yang membunuh orang tua dan menggorok lehernya karena frustasi. Singkatnya, seluruh kisah yang dialami oleh Gambir selama ini adalah hasil dari imajinasinya sendiri.

Talyda adalah imajinasinya dari sosok wartawan bernama Ranti yang memberinya buku-buku dan majalah. Sedangkan orang-orang yang 'dibunuhnya' di malam itu adalah pengurus rumah sakit jiwa. Di akhir cerita, Gambir berimajinasi kembali menjadi seorang pastur di gereja.

Isi puisi Pahlawan Tak Dikenal

Puisi Pahlawan Tak Dikenal mengajak bangsa Indonesia untuk menghargai jasa pahlawannya. Puisi ini banyak muncul dalam pembelajaran di sekolah. Berikut ini isi puisi Pahlawan Tak Dikenal:

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring

Tetapi bukan tidur, sayang

Sebuah lubang peluru bundar di dadanya

Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

Dia tidak ingat bilamana dia datang

Kedua lengannya memeluk senapan

Dia tidak tahu untuk siapa dia datang

Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang

Wajah sunyi setengah tengadah

Menangkap sepi padang senja

Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu

Dia masih sangat muda

Hari itu 10 November, hujanpun mulai turun

Orang-orang ingin kembali memandangnya

Sambil merangkai karangan bunga

Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring

Tetapi bukan tidur, sayang

Sebuah peluru bundar di dadanya

Senyum bekunya mau berkata: aku sangat muda.

Baca Juga: 15 Puisi untuk Hari Pahlawan 2024, Menyayat Hati!

Link Nonton Film Pintu Terlarang karya Joko Anwar

Film Pintu Terlarang saat ini sudah bisa dinikmati di berbagai platform layanan streaming, salah satunya Netflix. Pengguna harus berlangganan terlebih dahulu untuk bisa menonton film tersebut di Netflix.

Berikut link menonton film Pintu Terlarang di Netflix:

Pintu Terlarang adalah sebuah film thriller psikologis karya Joko Anwar yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Sekar Ayu Asmara.

Menggambarkan perjalanan psikologis seorang seniman patung bernama Gambir (Fachri Albar). Film ini menggabungkan unsur horor, misteri, dan psikologi dalam plot yang kompleks dan penuh simbolisme

Cerita bermula dengan Gambir, seorang seniman patung sukses yang dikenal dengan karya-karyanya, yaitu patung wanita hamil.

Namun, kesuksesannya ternyata diselimuti oleh rahasia gelap, patung-patung tersebut diisi dengan janin asli, sebuah ide mengerikan yang berasal dari istrinya, Talyda Sasongko (Marsha Timothy).

Ide mengisi patung dengan janin ini,bermula ketika Talyda terpaksa melakukan aborsi akibat hubungan diluar nikah dengan Gambir.

Talyda yang merasa tidak ingin jauh dari janin anak mereka, meminta Gambir untuk menaruh janin tersebut di dalam perut patung hamil yang dibuat oleh Gambir.

Mulai saat itu,ide gila Talyda berlanjut,ia melakukan perjanjian dengan klinik aborsi untuk memberikan janin-janin hasil aborsi untuk dimasukkan kedalam patung buatan Gambir.

Lama kelamaan, Gambir merasa enggan melakukan hal tersebut,namun karena tekanan dari Talyda serta rekan kerja nya,Koh Jimmy (Tio Pakusodewo), yang ternyata mengetahui rahasia gelap dibalik patung buatan Gambir.

Kehidupan Gambir mulai terguncang ketika ia menerima pesan-pesan misterius dari seorang anak laki-laki yang tampaknya disiksa oleh orang tuanya. Pesan-pesan ini membawa Gambir ke tempat misterius bernama Herosase.

Sebuah tempat orang-orang bisa menonton video-video kekejaman manusia secara ilegal, semua video tersebut direkam secara langsung melalui kamera yang ditaruh disetiap sudut rumah tempat kejadian video tersebut.

Di salah satu video, Gambir melihat anak laki-laki misterius itu, yang pada akhirnya membunuh orang tuanya dengan menyayat leher mereka, lalu menyayat lehernya sendiri.

Sementara itu, Gambir juga menemukan video lain yang mengungkap bahwa Talyda dan rekan rekan Gambir, seperti Koh Jimmy, Dandung (Ario Bayu), Rio bahkan Ibu Gambir, ternyata selama ini telah membohonginya dan hanya memanfaatkannya.

Hal ini, akhirnya memicu rencana balas dendam yang mengerikan di mana pada suatu malam, Gambir membunuh mereka semua, termasuk Talyda, istrinya.

Setelah itu, Gambir membuka "pintu terlarang" di rumahnya, yang selama ini dilarang dibuka oleh Talyda, yang membawa dirinya ke dalam sebuah lorong gelap yang berakhir di rumah anak kecil misterius yang disiksa oleh orang tuanya.

Namun, pada titik ini, plot film mengungkapkan twist yang sangat mind blowing, seluruh pengalaman Gambir yang kita saksikan sepanjang film, sebenarnya adalah hasil dari imajinasi Gambir sendiri.

Anak kecil misterius itu, ternyata adalah dirinya sendiri, dan Gambir ternyata adalah seorang pasien rumah sakit jiwa yang mengalami halusinasi.

Pintu terlarang yang ia buka membawa dirinya kembali ke kenyataan pahit ia adalah pelaku pembunuhan orang tuanya sendiri dan mengalami gangguan mental parah.

Ulasan Film Pintu Terlarang

"Pintu Terlarang" adalah sebuah film yang menggabungkan elemen thriller, horor, dan psikologis dengan cara yang jarang terlihat dalam sinema Indonesia

Joko Anwar dengan berani menghadirkan cerita yang tidak linier dan penuh dengan simbolisme, menjadikan "Pintu Terlarang" sebagai film yang memerlukan perhatian penuh dari penontonnya. Ini bukan film yang mudah dipahami dalam sekali tonton, tetapi justru di situlah daya tariknya.

Joko Anwar membuktikan dirinya sebagai sutradara yang tidak hanya mahir dalam mengarahkan film, tetapi juga dalam menciptakan cerita yang memicu diskusi dan analisis mendalam.

Film ini berhasil mengeksplorasi tema-tema seperti realitas, delusi, dan bagaimana trauma dapat membentuk kepribadian dan tindakan seseorang.

Memang, meskipun Gambir kecil menjadi pelaku tindakan yang mengerikan, sulit untuk tidak merasa simpati padanya. Ia sebenarnya juga korban dari tindakan kejam orang tuanya.

Gambir bukanlah penjahat yang lahir dari ambisi atau niat jahat, melainkan dari rasa sakit yang dalam dan trauma yang tidak pernah disembuhkan.

Film ini juga mengingatkan saya,dengan film Hollywood "Shutter Island" yang disutradarai oleh Martin Scorsese. Keduanya adalah thriller psikologis yang sama sama berpusat pada protagonis yang mengalami perjalanan mental yang intens dan menghadapi realitas yang terdistorsi.

Di kedua film, tokoh utama Gambir di "Pintu Terlarang" dan Teddy Daniels di "Shutter Island" sama sama menemukan diri mereka berada dalam dunia yang diwarnai oleh ilusi, di mana kenyataan dan delusi saling berbaur.

"Pintu Terlarang" adalah sebuah film yang menunjukkan bahwa sinema Indonesia mampu menghadirkan cerita-cerita kompleks dan berlapis yang setara dengan film-film internasional.

Kemiripan dengan "Shutter Island" menunjukkan bahwa film ini setara dengan thriller psikologis besar lainnya,tetapi tetap memiliki karakter dan gaya khasnya sendiri.

Dengan tema yang mendalam dan eksekusi yang brilian, "Pintu Terlarang" adalah bukti bahwa film Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di kancah internasional.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, puisi berarti ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.

Salah satu puisi yang kerap dijadikan sarana pembelajaran bagi siswa sekolah adalah puisi Pahlawan Tak Dikenal karya Toto Sudarto Bachtiar atau biasa dikenal dengan Toto Sudarto. Puisi ini bercerita tentang jasa para pahlawan yang gugur membela bangsa Indonesia.

Mereka tidak menyerah hingga titik darah penghabisan meskipun namanya tidak tercatat dalam sejarah. Yuk, kita lihat isi puisi Pahlawan Tak Dikenal beserta makna dan sejarahnya berikut.

Makna puisi Pahlawan Tak Dikenal

Puisi Pahlawan Tak Dikenal bercerita tentang sosok pahlawan tanpa nama yang gugur dalam usaha memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Puisi ini tidak secara spesifik menyebutkan siapa pahlawan yang dimaksudkan.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Ketika peperangan pecah, banyak pemuda Indonesia yang gugur di medan perang. Para pemuda ini bahkan tidak sempat dicatat oleh sejarah.

Beberapa dari mereka dimakamkan di taman makam pahlawan tanpa nama. Beberapa yang lain mungkin gugur tanpa diketahui keberadaannya. Meskipun demikian, jasa mereka sama besarnya dengan para pahlawan yang tercatat sebagai pahlawan nasional.

Penyair Toto Sudarto mencoba mengajak masyarakat untuk tidak melupakan sejarah. Harapannya, semangat juang para pahlawan di masa lalu masih membara di hati setiap warga Indonesia. Semangat itu selayaknya dijadikan modal untuk mengharumkan nama bangsa di bidangnya masing-masing.

tirto.id - Film Pintu Terlarang karya Joko Anwar tayang perdana di Indonesia pada 2009. Film thriller-misteri menjadi salah satu film Joko Anwar yang banyak disukai karena memiliki akhiran (ending) yang tidak terduga.

Setelah rilis lebih dari satu dekade, film Pintu Terlarang kembali diperbincangkan oleh warganet. Hal ini menyusul pengakuan seorang wanita pengguna TikTok terkait adanya 'pintu rahasia' di rumah mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo, yang kini terlibat kasus pembunuhan ajudan pribadinya.

Berdasarkan video yang beredar di dunia maya, keterangan wanita yang mengaku sebagai mantan asisten rumah tangga (ART) Sambo itu mirip seperti jalan cerita di film Pintu Terlarang.

Film Pintu Terlarang sendiri merupakan salah satu film tersukses dalam negeri pada 2009. Melansir IMDb, tahun yang sama saat penayangannya, film ini berhasil menyabet Piala Citra 2009 sebagai Film Terbaik dan Editing Terbaik.

Selain itu, berkat film ini sang sutradara Joko Anwar juga menerima penghargaan dari Puchon International Fantastic Film Festival 2009 sebagai Sutradara Terbaik.

Terdapat sederet bintang kenamaan Indonesia yang membintangi film ini, termasuk Fachry Albar, Marsha Timothy, Ario Bayu, Tio Pakusadewo, Verdi Solaiman, Henidar Amroe, Atiqah Hasiholan, Rio Dewanto, Ade Firza Paloh, dan masih banyak lagi.

Sejarah penulis puisi Pahlawan Tak Dikenal

Puisi Pahlawan Tak Dikenal ditulis oleh penyair Toto Sudarto pada tahun 1955. Toto Sudarto merupakan salah satu sastrawan yang berpengaruh di Indonesia dan masuk dalam angkatan limapuluhan atau biasa disebut generasi kisah seperti dilansir Ensiklopedia Sastra Indonesia.

Toto Sudarto sendiri lahir di Cirebon pada 12 Oktober 1929. Sajaknya yang pertama dikenal adalah Ibu Kota Senja.

Selain puisi, Toto Sudarto juga lihai menterjemahkan karya berbahasa Inggris dan Belanda. Beberapa karya terjemahannya antara lain drama Pelacur (Jean Paul Sartre, 1954), novel Bayangan Memudar (Breton de Njis, 1975), novel Penghabisan (Ernest Hemingway,1976) dan drama Sanyasi (Rabindranath Tagore, 1979).

Toto Sudarto meninggal di tahun 2007 dalam usia 77 tahun. Beliau meninggalkan seorang istri, seorang putri dan beberapa cucu.

Itulah isi puisi Pahlawan Tak Dikenal beserta maknanya. Puisi tersebut mengingatkan kita pada jasa para pahlawan, ya. Semoga puisi di atas juga menginspirasi kamu untuk terus melangkah dalam perjuanganmu menghrumkan nama Indonesia.

Baca Juga: Puisi Hari Pahlawan 2024 untuk Anak SD, Kreatif!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Puisi "Pahlawan Tak Dikenal" karya Toto Sudarto Bachtiar adalah sebuah karya sastra yang mengangkat tema perang, pengorbanan, dan pertanyaan tentang jati diri seorang pahlawan. Puisi ini merenungkan makna pengorbanan dalam konteks seorang pejuang yang tak dikenal dan mengeksplorasi perasaan ketidakpastian tentang pengorbanannya.

Tema Pengorbanan dan Perang: Puisi ini secara khusus menyoroti tema pengorbanan yang besar dalam konteks perang. Tokoh dalam puisi ini, yang disebut "Pahlawan Tak Dikenal," terbaring dengan lubang peluru di dadanya, menunjukkan bahwa ia telah memberikan pengorbanan besar dalam sebuah konflik. Pengorbanan ini adalah elemen kunci dalam perang, dan puisi ini menghormati peran dan pengorbanan para pejuang yang tak dikenal.

Identitas dan Ketidakpastian: Puisi ini juga menggarisbawahi ketidakpastian tentang identitas pahlawan. Penyair menggambarkan tokoh ini sebagai seseorang yang "tidak ingat bilamana dia datang" dan "tidak tahu untuk siapa dia datang." Hal ini menggambarkan bagaimana banyak pahlawan dalam sejarah sering kali tak dikenal atau tak diingat oleh nama, tetapi mereka tetap berjuang dan berkorban tanpa ragu.

Peringatan dan Penghormatan: Puisi ini bertindak sebagai peringatan dan penghormatan terhadap pahlawan tak dikenal. Meskipun identitasnya mungkin tidak diketahui, pengorbanan dan jasa mereka tetap diakui dan dihormati oleh masyarakat. Penggunaan tanggal "10 November," yang sering dikaitkan dengan peringatan hari pahlawan, menguatkan pesan penghargaan terhadap para pejuang yang telah berperang dan meninggal.

Gaya Bahasa dan Irama: Penyair menggunakan bahasa yang sederhana tetapi kuat untuk menggambarkan pengorbanan dan ketidakpastian dalam puisi ini. Pemilihan kata-kata seperti "wajah sunyi" dan "senyum bekunya" menciptakan gambaran yang mendalam tentang pahlawan tak dikenal. Irama puisi ini juga memberikan kesan introspektif yang mendalam, mengundang pembaca untuk merenungkan pesan yang tersirat.

Puisi "Pahlawan Tak Dikenal" adalah sebuah karya sastra yang mengangkat tema pengorbanan, perang, dan ketidakpastian identitas seorang pahlawan. Puisi ini menekankan penghargaan terhadap para pejuang yang tak dikenal dan mengingatkan kita akan pentingnya menghormati jasa mereka, meskipun identitas mereka mungkin hilang dalam sejarah.

Puisi: Pahlawan tak Dikenal

Karya: Toto Sudarto Bachtiar

Biodata Toto Sudarto Bachtiar:

Is your network connection unstable or browser outdated?

MENGANALISIS PUISI PERAHU KERTAS KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO DAN PUISI JIWA KARYA ISMA SAWITRI

Puisi merupakan salah satu genre sastra yang memiliki bentuk yang khas, unik, dan lazim menggunakan bahasa yang relative lebih padat dan lebih stabil di banding genre sastra lainnya, seperti cerpen, novel, maupun drama. Puisi juga merupakan struktur yang kompleks. Struktur yang di maksud adalah susunan unsur-unsur yang memiliki system yang antara unsur-unsurnya yang terjadi timbal balik. Pendekata yang di anggap sesuai di gunakan untuk menelaah hubungan antar unsur tersebut adalah pendekatan structural, sebuah pendekatan yang memandang teks sastra, khususnya puisi, sebaagai suatu objek yang di bangun oleh berbagai unsur yang saling berhubungan.

1.Bagaimana menganalisis puisi “ Perahu Kertas “ karya Sapardi Djoko Damono

2. Bagaimana menganalisis puisi “ Jiwa ” karya Isma Sawutri

1 Menganalisis puisi “ Perahu Kertas “ karya Sapardi Djoko Damono

2. Menganalisis puisi “ Jiwa ” karya Isma Sawutri

PERAHU KERTAS ( Sapardi Djoko Damono )

Waktu masih kanak-kanak kau membuat perahu kertas

dan kau layarkan di tepi kali; alirnya sangat tenang,

dan perahumu bergoyang menuju lautan.

“Ia akan singgah di Bandar-bandar besar,”kata seorang

lelaki tua. Kau sangat gembira, pulang dengan

berbagai gambar warni-warni di kepala. Sejak itu

kau pun menunggu kalau-kalau ada kabar dari

perahu yang tak pernah lepas dari rindumu itu.

Akhirnya kau dengar juga pesan si tua itu, Nuh, Katanya,

“Telah kupergunakan perahumu itu dalam sebuah

Banjir besar dan kini terdampar di sebuah bukit”

Sewaktu masih (kecil) kau membuat perahu dari kertas. Perahu itu dilayarkan di tepi kali yang airnya sangat tenang. Angin menggoyangkan perahu itu, lalu membawanya hingga ke laut lepas.

Seorang lelaki tua yang melihat perahu itu mengatakan bahwa perahu itu akan singgah di pelabuhan-pelabuhan besar dan ramai. Kau lirik sangat gembira mendengar berita itu. Dengan perasaan bahagia dan senang kau lirik pulang kerumahnya. Sejak saat itu kau lirik selalu menunggu kabar tentang perahu yang selalu ada dalam ingatanya. Akhirnya kau lirik mendengar juga kabar dari seseorang yang sangat tua, Nuh, namanya. Kata lelaki tua itu, perahu itu sudah di pergunakan untuk menyelamatkan manusia dan makhluk hidup lainnya dalam sebuah banjir besar. Sekarang perahu itu terdampar di sebuah pulau.

Masa kecil merupakan masa paling indah untuk di kenang. Di waktu kecil manusia melakukan sesuatu sesuai dengan hati nurani tanpa di pengaruhi unsur lain. Semua di lakukan dengan penuh keikhlasan& kepolosan. Ketika dewasa, pasti mengalami kerinduan akan masa kecil yang penuh dengan kegembiraan

Perahu kertas merupakan lambang pengapdian manusia kepada Tuhan. Manusia melakukan sesuatu yang diperintahkan Tuhan, tapi belum tentu semua yang dilakukan itu di terima oleh Tuhan, Semua tergantung niat. Ibarat sebuah perahu yang berlayar di lautan lepas, angin dan gelombang sangat menentukan sampai tidaknya perahu itu ketujuan.

Dalam puisi ini penyair berusaha menyampaikan bahwa pengabdian manusia kepada Tuhan atau sesama haruslah seperti sikap seseorang anak dalam puisi di atas, polos, ikhlas dan suci. Pengabdian yang di lakukan harus dilandasi oleh niat yang tulus. Juga harus membersihkan diri dari napsu duniawi.

Penyair juga menyertakan kisah-kisah masa lampau atau cerita-cerita rakyat dalam puisi ini. Dalam perahu kertas kekhasan itu terdapat dalam usaha penyair memasukkan kisah Nabi Nuh ketika menggunakan perahu untuk menyelamatkan umat manusia dari banjir besar sebagai latar puisi.

Tema : Tema dari puisi ini adalah tema agama.

Amanat : beramanat mengenai ke ikhlasan.

JIWA ( Isma sawitri )

Risau apa yang mengiringi langkahku

ke senja yang pucat ini

Risau apa yang barangkali membawaku kembali

ke pesanggrahan terpencil ini

bangsal itu masih temaram

langit langit tinggi, gamelan yang diam

patung patung dalam tat ruang

yang begitu kuhafal begitu kukenang

Dan di atas di ceruk sana

bingkai jendela begitu rendah

beberapa anak tangga di bawahnya

angkah langkah tergesa

hidup kian tak terduga

Risau apa yang mengiringi langkah ( kau ) ke jalan setapak ini ( di saat ) senja yang pucat ini.

Risau apa yang barangkali membawa ( aku ) kembali ke pesanggrahan ( yang ) terpencil ini. Bangsal itu masih temaram( , ) langit langit ( yang ) tinggi, gamelan yang diam ( dan ) patung patung dalam tat ruang yang begitu ( aku ) hafa ( dan ) begitu ( aku ) kenang.

Dan di atas di ceruk sana ( ada ) bingkai jendela ( yang ) begitu rendah (serta ) beberapa anak tengga di bawahnya angkah langkah tergesa dan sesudahnya hidup kian tak terduga.

Bahwa di dalam kehidupan yang sedang kita jalani terutama pada peristiwa-peristiwa yang telah kita lalui,pasti meninggalkan banyak kenangan. Setiap jam, setiap detik , yang kita lalui setiap benda maupun tempat masa lalu yang memberikan kenangan kepada kita tersebut pasti akan tetap terpatri pada pikiran kita. Seperti pada ungkapan “ Risau apa yang membawaku kembali ke pesanggrahan terpencil ini “

Sementara itu kehidupan yang kit jalani saat ini jauhlah berbeda dari masa yang telah kita lalui dulu. Seperti pada ungkapan “…dan sesudahnya hidup kian tak terduga “

Tema : mengenai kehidupan seseorang.

Amanat : jangan menyesali sesuatu yang telah terjadi dahulu.

Dalam puisi pertama penyair berusaha menyampaikan bahwa pengabdian manusia kepada Tuhan atau sesama haruslah seperti sikap seseorang anak dalam puisi di atas, polos, ikhlas dan suci. Pengabdian yang di lakukan harus dilandasi oleh niat yang tulus. Juga harus membersihkan diri dari napsu duniawi.

Sedangkan dalam puisi kedua bahwa di dalam kehidupan yang sedang kita jalani terutama pada peristiwa-peristiwa yang telah kita lalui,pasti meninggalkan banyak kenangan. Setiap jam, setiap detik , yang kita lalui setiap benda maupun tempat masa lalu yang memberikan kenangan kepada kita tersebut pasti akan tetap terpatri pada pikiran kita.

Djoko Pradopo, Rahmat. 1995. Beberapa Teori Sasatra Methode Kritik dan Penerapannya. Pustaka Pelajar: Yogyagarta.

Puisi Pahlawan Tak Dikenal Karya Toto Sudarto Bachtiar